catatan sembari baca #1

membaca sirah nabawiyah sejak akhir bulan lalu, sampai sekarang aku baru di setengah bukunya. ada dua poin yang sangat merekat dalam benakku sejauh ini;

  1. hidayah Allah benar-benar sesuatu yang misterius. manusia mana pun tidak akan pernah bisa punya kemampuan untuk mengatur siapa yang patut dapat hidayah dan siapa yang tidak. paman Nabi ﷺ saja, Abu Thalib, adalah sosok yang sangat baik dan senantiasa melindungi Rasulullah ﷺ, membelanya, tapi tidak pernah tergerak untuk masuk Islam bahkan sampai akhir hayatnya. padahal kalau standar penilaian manusia, orang seperti Abu Thalib sudah pasti layak masuk surga karena banyak kebaikan yang ia lakukan semasa hidupnya. tapi nyatanya, tidak demikian. sebab tiket pertama untuk mendapatkan pahala dan masuk surga adalah memeluk agama Islam dulu.
  2. dulu, aku sering mikir, kalau semua yang akan terjadi di masa depan sudah diatur bahkan sebelum kita lahir, terus untuk apa berusaha dan berdoa? bukankah keinginan untuk berdoa dan berusaha, malas-malasan, dan berjuang mati-matian, semuanya sudah diatur? tapi kemudian aku dapat sedikit pencerahan kemarin. setelah nonton cuplikan orang yang ngaku murtad sejak usianya 13 tahun padahal sebelumnya dia selalu rajin salat dan bahkan salat tahajud juga. orangtuanya muslim dan saat murtad dia sampai diusir dari rumahnya. salah satu komen di video itu yang bikin aku tercerahkan. katanya, "itulah gunanya kita selalu berdoa agar Allah senantiasa menjaga hati kita untuk berpegang teguh pada agama-Nya, yaitu Islam." kurang lebih begitulah. dari situlah aku mulai nyambungin sama pemikiran aku di awal. tentang takdir dan usaha/doa. bukan soal takdir sudah ditetapkan sejak dulu atau belum, tapi ini soal gimana kita selalu berusaha untuk mendekatkan diri kepada Allah tanpa kenal lelah. sebab Dialah yang Maha Membolak-balikkan Hati. gimana kepercayaan kita, gimana hidayah kita, semuanya bergantung kepada Allah. jadi kalau mau selamat, kalau mau tenang dan bahagia dunia akhirat, berusahalah untuk meraih tempat terbaik di sisi-Nya, Yang Maha Mengatur Segala Sesuatu.
aku sadar, dulu aku mikirnya, manusia punya power untuk mengatur dirinya sendiri. kapan mau berdoa, kapan mau berusaha. tapi ternyata tidak, teman-teman. kemauan itu bukan kita yang ngatur. tapi Allah. karena itulah kita wajib untuk terus berdoa dan berharap semoga kita termasuk dalam barisan hamba-Nya yang diberi hidayah dan selalu dilindungi di bawah naungan Islam.
aamiin.

Photo by Mishaal Zahed on Unsplash


Comments