what i've been this far

kalau dihitung sejak akhir juli, berarti baru 3 bulan lebih aku pelan-pelan mulai melangkah ke arah yang kuyakini lebih baik dan benar. sejauh ini, jujur, aku memang merasa lebih tenang sih. jadi lebih banyak buku tentang islam yang kubaca, which is semuanya non fiksi. bahkan, saat ini aku mulai merasa kurang suka dengan cerita-cerita fiksi. bisa gitu ya, tin :D

hal-hal yang kadang aku renungkan adalah, salah satunya, tentang pakaian. aku menutup aurat sih, tapi belum tergugah/berani untuk mengubah style berbusanaku. rasanya, mengubah diri dari dalam (mindset, kata hati) itu masih lebih mudah untuk mulai aku lakukan daripada memulainya dari menggunakan jilbab besar atau bahkan sampai bercadar. aku merasa, lebih baik aku benahi dulu bagian dalam diriku, keyakinanku, kebiasaanku, baru pelan-pelan fashionku mungkin akan mengikuti. aku akan lebih merasa pantas untuk menggunakan jilbab besar. sebab, tanggung jawabnya menurutku lebih besar dan tantangannya tentu juga lebih besar. liat nanti aja deh ya gimana jadinya.

masih ada secuil perasaan yang kadang keinget lagi dan lagi sama si dia. kadang tiba-tiba aku random aja kepikiran, "memangnya apa sih yang orangtuanya nggak suka dari aku?". habis itu kudu buru-buru istighfar dan ta'awwuz karena bisa aja itu salah satu bisikan setan yang lagi-lagi menuntunku untuk kembali galauin dia. ya, sekarang aku tahu itu nggak baik dan nggak boleh. emang dia siapa? masih teman doang loh. tidak ada ikatan apa-apa. dia tidak punya tanggung jawab apa-apa terhadapku dan aku tidak berhak menuntut apapun dari dia. kembali teringat salah satu tulisan di buku Alih Haluan;

"sebenarnya, kalau standar dan prinsip hidup kita disandarkan pada ketetapan Allah, semuanya bisa jadi lebih mudah kok." kurang lebih begitulah intinya. ya iya, bener juga. kalau Allah melarang kita berhubungan, kontak-kontakan dengan yang bukan mahram, yaudah jangan coba-coba. nanti kamu sendiri yang bakal sakit hati karena manusia itu pasti akan membuat kita kecewa. biar kita inget lagi, bahwa satu-satunya tempat berharap yang sejati adalah Allah semata.

i'm feeling better and i want to keep going. makin belajar, makin sadar selama ini aku banyak salahnya, dan masih sangat banyak hal dalam diriku yang perlu dibenahi.

bismillah, insyaAllah istiqomah ya tin.

Photo by Ricardo Rocha on Unsplash


Comments