mixed feeling

kadang nyesel, nyalahin diri sendiri, dan menyayangkan pertemanannya harus jadi renggang gini. tapi di sisi lain, aku juga bersyukur. mungkin ini jawaban doa-doaku yang meminta untuk dilindungi oleh Allah dari kemaksiatan. sebab sering ngobrol, ketawa-ketiwi sama si rekan kerja cowok itu kan dosa. jadi, mungkin itu hikmahnya. tapi kalau balik lagi mikirin soal silaturahmi yang kudu diperbaiki, aku kembali dilema. 

apa yang sebaiknya aku lakukan?

rasanya jadi serba salah. pengen bersikap biasa aja like nothing happen, tapi canggungnya itu nyata, cuy. dan aku, tbh, nggak nyaman di sekitar dia. kayak ada tekanan tersendiri, jadi pengen menjauh aja. mau bercanda juga di kepala aku terngiang-ngiang "tiati, dia ternyata sensitif lho". jadi sibuk ngefilter. jadi ga ngomong-ngomong -_-

tapi kalau aku menjauh, nggak sering nanya atau minta tolong seperti biasanya, takut dia jadi merasa terasingkan, merasa ga dibutuhin, atau merasa ga berguna lagi. omg. what is this --"

tapi kalau aku tiba-tiba minta maaf, sedangkan dia gamau ngebahas apa-apa soal itu lagi, apa ga makin kesel kalau aku minta maaf lagi, mengungkit kata-kata aku yang nyakitin lagi? duh, harus gimana hadapin manusia tuhhhh!

Photo by engin akyurt on Unsplash

empat tahun di dunia kerja ini, aku merasa makin tidak bisa mempercayai siapapun. berkali-kali aku dikhianatin sama orang-orang. dan sekarang, tempat aku bebas menuangkan unek-unek, tempat curhat yang aman, tempat nanya apa aja yang aku bingungin, sekarang udah berubah. dan aku yang merusaknya. ini bukan dia yang berkhianat sih. aku-nya yang terlalu ga peduli 😔

Comments