Aku tau di dunia ini tidak semua orang berhati baik, tidak semuanya memiliki kesabaran yang tinggi, dan tidak semuanya mudah di ajak bercanda. Dan aku tau itu, makanya aku berusaha memahami kepribadian teman-temanku dengan tujuan bisa mengerti mereka semua. Tujuanku satu-satunya hanya ingin berteman dengan semuanya.
Oke, yang di atas itu memang pembukaan yang konyol dan membuatku muak sebenarnya. Maklum, hari ini mood ku lagi jelek. Sebenarnya bad mood ini melandaku sejak kemarin. Dan karena kemarin masalah kecil itu tidak selesai, aku sampai kepikiran sampai sekarang. Jujur, aku benci perasaan ini. Perasaan yang mengarah ke penyesalan dan rasa kesal. Dan sumpah demi apapun yang ada di lemari es-ku, aku tidak mau memikirkan ini! Huh... terkadang aku memang tidak bisa mengendalikan pikiranku. Dan apakah memang semua orang tidak bisa mengendalikan pikirannya?? How poor we are??
Masalah kecil itu hanya sekedar---menurutku, akibat kelabilan kami---masalah yang tidak penting.
Karena aku sudah menganggap blog ini sebagai tempatku meluapkan segalanya, aku akan menceritakan bagaimana insiden kecil itu terjadi.
Awalnya kami hanya bercanda ria dengan diliputi rasa keceriaan yang luar biasa. Pak Shaifuddin yang memberikan ujian lisan kami acuhkan. Kami yang ku maksud adalah aku, Ulfah dan Kurni. Sesekali Fina ikut nimbrung bersama kami. Tapi ku rasa bukan Fina yang ingin ku ceritakan sekarang -,-
Seperti biasa, yang membuat kami begitu ceria dan lupa diri adalah Super Junior dan SHINee. Saat itu, kami memang sedang bermain laptop dan berkeliling ke dunia maya--dalam hal ini facebook-- dan mencari atau lebih tepatnya melihat-lihat accessories SuJu dan SHINee. Kami menemukan grup Kpop Shop yang banyak di facebook. Dan kami hanya melihat-lihat foto-fotonya dengan sesekali berteriak karena melihat accessories yang menurut kami sangat keren dan menggiurkan >.<
Selanjutnya, semuanya berjalan lancar. Hingga pada saat pergantian pelajaran, Dije dan Nina ikut nimbrung bersama kami. Awal kedatangan mereka cukup baik dan diterima oleh penduduk pribumi--aku, ulfah dan kurni--. Mereka berdua ikut melihat-lihat dan memilih jaket, earphone, atau apapun itu yang mereka sukai. Kemudian, Dije menyodorkan buku tulis yang sudah kuketahui isinya adalah Project DiFaNi. DiFaNi adalah nama persatuan kami yang dibuat oleh Dije sebagai nama penulis bila novel yang KAMI buat diterbitkan nanti. Lalu aku memutuskan untuk membacanya di waktu lain saja, bersama ulfah. Karena anggota DiFaNi adalah Dije, ulFah, dan aku. Ulfah pun setuju dan kami melanjutkan browsing yang kami lakukan sejak tadi.
Kemudian, Ulfah pergi sebentar dan kembali lagi, saat itu Dije sudah duduk di sampingku, menggantikan kedudukan Kurni. Lalu Ulfah menghampiri kami berdua sambil menunjukkan FF baru buatannya. Seperti biasa dia menyuruhku untuk membacanya. Oke, aku akan membacanya. Dan kurasa saat ini aku memiliki kewajiban membaca banyak tulisan. Novel Samantha's Secret, lanjutan Project kami, buku cetak biologi, dan sekarang FF buatan Ulfah. But its okay! Karena aku memang suka membaca. ^^
Saat ulfah kembali, aku tak tau apa yang ada dipikiran Dije sehingga dia tiba-tiba berkata "Tini, aku sudah punya ide, tapi aku akan memberitahukanmu setelah Ulfah tidak ada disini". Oh NO! ku harap Ulfah tidak mendengar perkataan Dije barusan. Ku tau dia sedang PMS hari ini dan besar kemungkinan dia akan marah jika mendengar perkataan Dije barusan. Tapi sial, karena Ulfah mendengarnya! Ya, pendengaran orang berumur 15 tahun--atau mungkin 16 tahun??-- masih berfungsi dengan normal. Aku malah akan heran dan mengira ada sesuatu semacam bola salju di telinga ulfah jika dia tidak mendengarnya.
Dan inilah awal semuanya, pemirsa! Ulfah pun berkata "Eh! Inget dong! Aku yang mengusulkan ini semua! Karena aku, grup kita ini terbentuk! Tapi sekarang kau seakan tidak menganggapku ada? Kau hanya akan berdiskusi jika aku tidak ada? Maksud kamu apa? Aku tidak dianggap lagi? Aku yang mengusulkan ini semua!!!!" lalu dia beranjak pergi. Lalu kembali lagi dengan berkata "Sini! Aku gak mau FF-ku di baca olehmu!" kemudian dia pergi lagi. Aku berusaha meredam kemarahannya agar tidak terlalu parah dengan menarik-marik baju pramukanya dan berkata "Aduhh jangan gitu dong.... Kami gak bermaksud begituuu" tapi Ulfah hanya menangkis setiap kali aku menarik bajunya.
Begitulah kira-kita alur kejadiannya. Aku bukannya ingin menyalahkan dije yang mengatakan kalimat sial itu atau ulfah yang sangat mudah marah hari ini. Aku, yang ada ditengah-tengah mereka yakin, bahwa ini hanyalah kesalah-pahaman keduanya. Awalnya aku ingin membuat keduanya akur. Tapi saat aku menghampiri Ulfah, dia seperti mengacuhkanku--atau memang dia sengaja mengacuhkanku--, sehingga aku ikut sakit hati!
Aku menyalahkan dije yang mengatakan kalimat sialan itu! aku menyalahkan ulfah yang aneh dan childish karena terlalu mudah marah! aku menyalahkan diriku sendiri yang tidak bisa meng-akur-kan diri dengan orang yang terlanjut marah padaku, aku menyalahkan ibu Tikce yang menatapku sinis saat aku terlambat, aku menyalahkan Mama yang tidak mengijinkanku ikut dengannya ke Malino, aku menyalahkan spongebob yang tidak tau di mana kartu pengenalnya! dan sejak kapan aku peduli pada spongebob?? ARGGGHHHH!!!!
Seharusnya Dije tidak berkata demikian! aku pun, jika menjadi ulfah akan sakit hati jika mendengar perkataan itu. Tentu saja! Siapa yang tidak sakit hati jika dianggap tidak ada? Padahal jelas-jelas dia ada!! Tapi seharusnya ulfah tidak usah terlalu lebay sampai menjauhi aku dan dije. Ya, aku ikut jadi musuhnya sekarang.
Begitulah... aku tidak tau harus berbuat apa. Kutanya dije, mengapa ia mengatakan itu, dia hanya menjawab "Aku hanya bercanda! Dan bukankah dia lebih sering menyudutkan orang seperti itu? Kenapa saat aku yang melakukan hal tersebut padanya, dia langsung marah? Padahal kemarin-kemarin dia melakukan itu pada semua orang, dan dia tetap menjadi teman kita! Lalu sekarang? Dia malah memusuhi kita?!" Ya, dije benar! Lalu, siapa yang salah? Orangtua gue? kakak gue? temen-temen gue? bias gue???? gue???????!!!!!
dulu kita sahabat
teman begitu hangat
mengalahkan sinar mentari
dulu kita sahabat
berteman bagai ulat
berharap jadi kupu-kupu [ingat?? kita ingin menjadi penulis bersama-sama]
* kini kita melangkah berjauh-jauhan
kau jauhi diriku karna sesuatu
mungkin ku terlalu bertindak kejauhan
namun itu karna ku sayang
reff:
persahabatan bagai kepompong
mengubah ulat menjadi kupu-kupu
persahabatan bagai kepompong
hal yang tak mudah berubah jadi indah
persahabatan bagai kepompong
maklumi teman hadapi perbedaan
persahabatan bagai kepompong
na na na na na na na na na
semua yang berlalu
biarkanlah berlalu
seperti hangatnya mentari
siang berganti malam
sembunyikan sinarnya
hingga ia bersinar lagi
Kepompong-Sindentosca
Lagu untuk Ulfah....... Dije......
Kuharap kita tetap menjadi teman yang baik. Tolong, jangan sampai hal sepele membuat kita bermusuhan :(
Oke, yang di atas itu memang pembukaan yang konyol dan membuatku muak sebenarnya. Maklum, hari ini mood ku lagi jelek. Sebenarnya bad mood ini melandaku sejak kemarin. Dan karena kemarin masalah kecil itu tidak selesai, aku sampai kepikiran sampai sekarang. Jujur, aku benci perasaan ini. Perasaan yang mengarah ke penyesalan dan rasa kesal. Dan sumpah demi apapun yang ada di lemari es-ku, aku tidak mau memikirkan ini! Huh... terkadang aku memang tidak bisa mengendalikan pikiranku. Dan apakah memang semua orang tidak bisa mengendalikan pikirannya?? How poor we are??
Masalah kecil itu hanya sekedar---menurutku, akibat kelabilan kami---masalah yang tidak penting.
Karena aku sudah menganggap blog ini sebagai tempatku meluapkan segalanya, aku akan menceritakan bagaimana insiden kecil itu terjadi.
Awalnya kami hanya bercanda ria dengan diliputi rasa keceriaan yang luar biasa. Pak Shaifuddin yang memberikan ujian lisan kami acuhkan. Kami yang ku maksud adalah aku, Ulfah dan Kurni. Sesekali Fina ikut nimbrung bersama kami. Tapi ku rasa bukan Fina yang ingin ku ceritakan sekarang -,-
Seperti biasa, yang membuat kami begitu ceria dan lupa diri adalah Super Junior dan SHINee. Saat itu, kami memang sedang bermain laptop dan berkeliling ke dunia maya--dalam hal ini facebook-- dan mencari atau lebih tepatnya melihat-lihat accessories SuJu dan SHINee. Kami menemukan grup Kpop Shop yang banyak di facebook. Dan kami hanya melihat-lihat foto-fotonya dengan sesekali berteriak karena melihat accessories yang menurut kami sangat keren dan menggiurkan >.<
Selanjutnya, semuanya berjalan lancar. Hingga pada saat pergantian pelajaran, Dije dan Nina ikut nimbrung bersama kami. Awal kedatangan mereka cukup baik dan diterima oleh penduduk pribumi--aku, ulfah dan kurni--. Mereka berdua ikut melihat-lihat dan memilih jaket, earphone, atau apapun itu yang mereka sukai. Kemudian, Dije menyodorkan buku tulis yang sudah kuketahui isinya adalah Project DiFaNi. DiFaNi adalah nama persatuan kami yang dibuat oleh Dije sebagai nama penulis bila novel yang KAMI buat diterbitkan nanti. Lalu aku memutuskan untuk membacanya di waktu lain saja, bersama ulfah. Karena anggota DiFaNi adalah Dije, ulFah, dan aku. Ulfah pun setuju dan kami melanjutkan browsing yang kami lakukan sejak tadi.
Kemudian, Ulfah pergi sebentar dan kembali lagi, saat itu Dije sudah duduk di sampingku, menggantikan kedudukan Kurni. Lalu Ulfah menghampiri kami berdua sambil menunjukkan FF baru buatannya. Seperti biasa dia menyuruhku untuk membacanya. Oke, aku akan membacanya. Dan kurasa saat ini aku memiliki kewajiban membaca banyak tulisan. Novel Samantha's Secret, lanjutan Project kami, buku cetak biologi, dan sekarang FF buatan Ulfah. But its okay! Karena aku memang suka membaca. ^^
Saat ulfah kembali, aku tak tau apa yang ada dipikiran Dije sehingga dia tiba-tiba berkata "Tini, aku sudah punya ide, tapi aku akan memberitahukanmu setelah Ulfah tidak ada disini". Oh NO! ku harap Ulfah tidak mendengar perkataan Dije barusan. Ku tau dia sedang PMS hari ini dan besar kemungkinan dia akan marah jika mendengar perkataan Dije barusan. Tapi sial, karena Ulfah mendengarnya! Ya, pendengaran orang berumur 15 tahun--atau mungkin 16 tahun??-- masih berfungsi dengan normal. Aku malah akan heran dan mengira ada sesuatu semacam bola salju di telinga ulfah jika dia tidak mendengarnya.
Dan inilah awal semuanya, pemirsa! Ulfah pun berkata "Eh! Inget dong! Aku yang mengusulkan ini semua! Karena aku, grup kita ini terbentuk! Tapi sekarang kau seakan tidak menganggapku ada? Kau hanya akan berdiskusi jika aku tidak ada? Maksud kamu apa? Aku tidak dianggap lagi? Aku yang mengusulkan ini semua!!!!" lalu dia beranjak pergi. Lalu kembali lagi dengan berkata "Sini! Aku gak mau FF-ku di baca olehmu!" kemudian dia pergi lagi. Aku berusaha meredam kemarahannya agar tidak terlalu parah dengan menarik-marik baju pramukanya dan berkata "Aduhh jangan gitu dong.... Kami gak bermaksud begituuu" tapi Ulfah hanya menangkis setiap kali aku menarik bajunya.
Begitulah kira-kita alur kejadiannya. Aku bukannya ingin menyalahkan dije yang mengatakan kalimat sial itu atau ulfah yang sangat mudah marah hari ini. Aku, yang ada ditengah-tengah mereka yakin, bahwa ini hanyalah kesalah-pahaman keduanya. Awalnya aku ingin membuat keduanya akur. Tapi saat aku menghampiri Ulfah, dia seperti mengacuhkanku--atau memang dia sengaja mengacuhkanku--, sehingga aku ikut sakit hati!
Aku menyalahkan dije yang mengatakan kalimat sialan itu! aku menyalahkan ulfah yang aneh dan childish karena terlalu mudah marah! aku menyalahkan diriku sendiri yang tidak bisa meng-akur-kan diri dengan orang yang terlanjut marah padaku, aku menyalahkan ibu Tikce yang menatapku sinis saat aku terlambat, aku menyalahkan Mama yang tidak mengijinkanku ikut dengannya ke Malino, aku menyalahkan spongebob yang tidak tau di mana kartu pengenalnya! dan sejak kapan aku peduli pada spongebob?? ARGGGHHHH!!!!
Seharusnya Dije tidak berkata demikian! aku pun, jika menjadi ulfah akan sakit hati jika mendengar perkataan itu. Tentu saja! Siapa yang tidak sakit hati jika dianggap tidak ada? Padahal jelas-jelas dia ada!! Tapi seharusnya ulfah tidak usah terlalu lebay sampai menjauhi aku dan dije. Ya, aku ikut jadi musuhnya sekarang.
Begitulah... aku tidak tau harus berbuat apa. Kutanya dije, mengapa ia mengatakan itu, dia hanya menjawab "Aku hanya bercanda! Dan bukankah dia lebih sering menyudutkan orang seperti itu? Kenapa saat aku yang melakukan hal tersebut padanya, dia langsung marah? Padahal kemarin-kemarin dia melakukan itu pada semua orang, dan dia tetap menjadi teman kita! Lalu sekarang? Dia malah memusuhi kita?!" Ya, dije benar! Lalu, siapa yang salah? Orangtua gue? kakak gue? temen-temen gue? bias gue???? gue???????!!!!!
dulu kita sahabat
teman begitu hangat
mengalahkan sinar mentari
dulu kita sahabat
berteman bagai ulat
berharap jadi kupu-kupu [ingat?? kita ingin menjadi penulis bersama-sama]
* kini kita melangkah berjauh-jauhan
kau jauhi diriku karna sesuatu
mungkin ku terlalu bertindak kejauhan
namun itu karna ku sayang
reff:
persahabatan bagai kepompong
mengubah ulat menjadi kupu-kupu
persahabatan bagai kepompong
hal yang tak mudah berubah jadi indah
persahabatan bagai kepompong
maklumi teman hadapi perbedaan
persahabatan bagai kepompong
na na na na na na na na na
semua yang berlalu
biarkanlah berlalu
seperti hangatnya mentari
siang berganti malam
sembunyikan sinarnya
hingga ia bersinar lagi
Kepompong-Sindentosca
Lagu untuk Ulfah....... Dije......
Kuharap kita tetap menjadi teman yang baik. Tolong, jangan sampai hal sepele membuat kita bermusuhan :(
Comments
Post a Comment