#FF The Calmer

malam itu, sesuatu telah berhasil membuatku goyah. kabar bahwa ayah akan menikah lagi, dan bunda yang tidak juga pulang dari kantornya membuatku memilih untuk mengurung diri di kamar. berbagai umpatan sudah melompat-lompat dalam bisik dan pikiranku. kemudian, ponselku berdering. tanda ada panggilan masuk.
dari Elang.
aku menjawab panggilan itu,
"Halo, El" sapaku sambil mengatur deru napas yang masih terbawa emosi tadi. untuk masalah yang satu ini, Elang tidaklah perlu tahu.
"Ya Luna.. ada apa tuh nada bicaranya kok aneh?" sial. peka sekali dia.
"nggak apa-apa, El" oh tidak. berbohong seperti itu malah membuat air mataku tak bisa dibendung lagi. aku menangis saat itu juga.
"Luna.. kamu nangis? cerita sama aku deh ada masalah apa emang?" dia mulai mengintrogasiku. tapi caranya yang halus mampu membuatku melunak dan nyaman dalam menceritakan yang kurasakan padanya.
ceritaku mengalir begitu saja. kekesalan, kekecewaan, dan kebencian yang sejak tadi mendobrak dadaku segera keluar dan meluruh bersamaan dengan pipiku yang semakin basah. Elang bahkan tak berani menyelaku.
"aku benci sama keluargaku ini, El.. kenapa harus rusak gini sih? kenapa mereka lebih mentingin ego mereka daripada perasaan aku? emang mereka pikir jadi anak broken home itu nggak malu-maluin apa? ini bukti kalau mereka sama sekali nggak nganggep aku ada! mereka nggak sayang sama aku, iya kan?" emosiku semakin menjadi-jadi.
kemudian, dengan tenangnya, Elang menjawab "Luna.. ayah sama bunda kamu pasti sudah mikirin semuanya secara matang, mereka kan sudah dewasa. nah, jalan ini adalah yang terbaik." Elang berhenti sejenak, lalu melanjutkan "dan kamu jangan berpikir bahwa mereka nggak sayang sama kamu. mereka pasti sayang sama kamu kok, percaya sama aku, oke?".
aku mematung memikirkan perkataan Elang barusan. pikiranku tetap menantang, tapi hatiku terasa sudah mulai tenang. dan untuk ke sekian kalinya, Elang lagi-lagi berhasil membuatku lebih tenang. aku jadi bertanya-tanya, dari mana dia mendapatkan jiwa bijaknya itu?
"Thanks ya, El. aku udah lebih tenang sekarang" akuku jujur.
berkat Elang, aku mungkin bisa jadi anak broken home yang baik, dan bahagia. sebab aku tidak butuh kokain, vodka, sherry, atau rokok untuk menenangkan hati dan pikiranku. oh, aku sayang Elang :)



Comments