Kata-kata Mereka... [part 2]

"Aku memilih untuk tidak terganggu."
Kalimat itu keluar dari mulut seseorang yang sangat bijak, multitalent, dan tingkat kreativitasnya tidak perlu diragukan lagi. Yah, siapa lagi kalau bukan abang kita yang paling kece.... deng deng deng....
Raditya Dika!
Kenapa? Kecewa karena orang itu ternyata bukan Iqbal CJR? Duh -_-
Beberapa detik setelah bang Dika mengucapkan kalimat itu di acara TV Mata Najwa, aku tercengang. Kemudian aku menundukkan kepala. Untuk yang kesekian kalinya, kata-kata bang Dika menyentuh hatiku. BETAPA BIJAKNYA!
Satu kalimat itu memberikan kita pelajaran bahwa segala hal yang kita alami, rasakan, dan jalani adalah tergantung dari pilihan kita. Saat kita memilih untuk terganggu, memberi ruang pada judge-judge buruk tentang diri kita, maka pikiran kita akan memprosesnya demikian. Hidup jadi terasa begitu tidak adil, kejam, dan menyedihkan. Tapi, saat kita memilih untuk tidak terganggu, meski kita tahu ada yang tidak suka pada kita, meski kita tahu ada yang diam-diam ingin menusuk kita dengan belati di belakangnya, tapi saat kita memilih untuk tidak terganggu, maka hidup akan terasa lebih ringan, menyenangkan, dan penuh dengan kebebasan berkreasi. So, everything is just about what we choose. #eaaa

"Memangnya kenapa ada orang yang ingin merasa sakit atau takut?" Josh menyuarakan pikiran yang mengganggu benaknya, tertarik sekaligus muak dengan gagasan itu. Entah bagaimana, hal ini sepertinya salah.
"Supaya mereka bisa merasa hidup." kata Scatty.
Kutipan dari novel The Alchemyst karya Michael Scott. Dalam novel itu, diceritakan Scatty sebagai sesosok vampir yang ingin meresap rasa sakit dan rasa takut dari saudara kembar Josh, Sophie. Lalu Josh bertanya demikian. Jawaban sang vampir membuatku tertegun sesaaat. Sebegitu hampanya kah kalau kita tidak punya rasaa sakit maupun rasaa takut? Sampai-sampai tanpa kedua perasaan itu, kita seolah-olah tidak hidup?
*sigh
Maka bersyukurlah kita yang masih punya rasa takut, masih bisa merasakan rasa sakit. Itu artinya kita benar-benar 'hidup'. Itu artinya kita bukan mesin ataupun robot yang tidak kenal sakit dan takut. Berterimakasihlah kepada mereka yang pernah membuatmu merasaakan sakit. Karena dengan begitu hidupmu jadi lebih hidup, dan itu artinya kamu masih punya perasaan. Justru, kalau kau sudah terlalu lama sendiri eh tidak pernah merasakan sakit, berhati-hatilah. Mungkin tanpa kamu sengaja, kamu telah menjadi robot dan hidupmu tinggallah seperti besi yang hampa dan tidak hidup.
See? Bukan hanya kebahagiaan dan kesuksesan yang kita butuhkan dalam hidup. Rasa sakit, takut, dan kegagalan juga dibutuhkan, karena dengan merasakan hal-hal negatif itu, jiwa akan semakin kuat. Proses pendewasaan pun akan berjalan dengan lebih baik.

"Kalau kau tidak meraih mimpimu, maka orang lain akan merekrutmu untuk mewujudkan mimpi mereka."
Nah, yang ini teh dari Bapak Adhiguna Utama Sabril (@adhigunaaa), seorang programmer dan hacker alumni Telkom. Ketemu beliau pas acara Young Start Up tahun lalu.
Hidup ini penuh kompetisi. Duh, kok aku jadi kedengeran kayak Virus yak -_-
Motivasi dalam bentuk ancaman ini sungguh keren ya pemirsa. Memberi kesadaran kepada kita bahwa kalau kita tidak mengambil kesempatan yang ada, maka akan ada orang lain yang mengambilnya. Kalau kita tidak pernah mencoba untuk mengejar mimpi kita, maka akan ada orang lain yang mengejar mimpi kita itu lalu mewujudkannya.
Kita memang punya peluang untuk gagal. Tapi ingat, kita juga punya peluang untuk berhasil. Nah, mengenai mana yang lebih besar peluangnya, itu bergantung pada upaya kita. Kata pak Mario sih gitu :""
sumber: 9GAG

Segitu aja dulu deh ya. Pengen ngoding lagi soalnya, hoho songong x_x
Jaa!

Comments