![]() |
credit: tengyart-_VkwiVNCNfo-unsplash |
sekat itu menebal
kutakut dia kelak
akan merambah dan mendarah daging
menyikutku sana-sini
lalu perlahan-lahan
mungkin aku akan lupa pada diri sendiri
mungkin
hidup memang bukan untuk bahagia
kini aku paham maksud om duta
yang bilang kita harus berlapang dada
sebab nyata
seringkali berbelok terlampau jauh
lantas menghapus memori tentang cara tertawa
jujur saja
sesal itu masih ada
tapi kuingatkan diri sendiri
semua ini fana
untuk apa khawatir pada hal yang sesaat?
untuk apa kutangisi hidup
saat hidup yang sebenarnya
masih menunggu di alam sana?
ingin kutarik diri sendiri
hapus jejak yang terlanjur kutapak
mulai dari awal
akan kuberi semangat
pada suara hati yang dulu
meronta ingin didengar
tapi mustahil
mesin waktu hanya bualan
tak ada yang bisa diulang
maaf tin,
kukira saatnya telah tiba
tapi ternyata tidak
kukira kau cukup kuat
tapi ternyata tidak
kata orang semua akan baik-baik saja
tapi aku masih memaki pagi
juga mengutuk senja
padahal bukan salah mereka
hembuskan saja napas yang berat itu
lepaskan saja teriakan yang tertahan itu
kalau perlu
pecahkan juga gelasnya
biar ramai
seperti kata rangga
mungkin karena aku sempat bingung
apa gerangan yang bisa aku perjuangkan
kumeragu akan bakat
juga menciut menghadapi ancaman
itulah sebab aku kini
terkungkung dalam rumah keong yang hangat
terlindungi
tapi pengap dan sesak
memang sesak
sebab setiap hari
aku terus mencari
letak tombol silang berwarna merah
untuk kabur dan melawan arah
[]
Sajak rasa nano nano manis asam asin rame rasanya
benar-benar nano nano karena aku hanya mengalirkan kecamuk yang meronta dalam benak. terima kasih karena telah keluar.
- Kk, 18/06/2019 -
Comments
Post a Comment