![]() |
sumber gambar |
Kenangan
Merampas logika dan ceriaku
Aku merantai diri sendiri
Menyelami rindu yang selalu hangat
Namun dingin saat ingin kukaitkan denganmu
Hitunganku menguap
Entah berapa kali kumemecah sepi dengan isak
Namun hati tetap pada pilihannya
Mungkin sebentar lagi aku akan lelah
Sekarat berkat abaimu
Di persimpangan selanjutnya, jangan sapa aku
Atau aku akan benar-benar membenamkan diri pada sesak ini
Sekali lagi
- Kartini NRG, 07 Juli 2017 -
Kegiatan iseng-iseng itu seringkali berakhir mengenaskan tak terduga. Dulu, aku pernah iseng membuka blog lama dan membaca hampir semua postinganku di sana. Akibatnya apa? Aku jadi galau, teringat mantan, dan akhirnya aku menghubungi dia. LOL
Dulu juga, aku pernah iseng daftar pekerjaan di kantor Pos Indonesia, eh tau-tau lolos dan berakibat ke terganggunya kegiatan belajarku di Kampung Inggris Pare yang selanjutnya aku harus bolos kuliah hampir seminggu. Dan baru-baru ini, aku juga iseng daftar CPNS, eh tau-tau lolos sampai akhir dan konsekuensinya aku harus berhenti kuliah S1 secara tiba-tiba dan berujung menjadi anak Makassar yang terus merindukan Bandung.
Terkait puisi ini, aku iseng membuka note di hp, scroll and scroll, tau-tau nemu puisi ini. Puisi yang kubuat saat masih aktif di Komunitas Sastra Kafe Kopi, dalam rangka Chef Game Challenge yang rutin kami adakan tiap minggu. Tema saat itu adalah sebuah gambar yang kurang-lebih seperti di atas (aku lupa menyimpan yang aslinya di mana jadi nyari sendiri di google).
Interpretasi awalku; gambar itu sangat menyesakkan. Si perempuan dalam gelas itu seolah tergenang oleh air matanya sendiri. Dia terkungkung dalam kesedihan dengan rambut yang menjelma tali teh celup.
Karena sedang rindu pada puisi, aku memutuskan untuk memposting ulang puisi ini di sini. Mungkin luka lama akan menganga lagi. Atau kilas balik pedih akan mengapung lagi ke permukaan. Tapi setidaknya aku bisa mengobati rinduku pada puisi :')
Comments
Post a Comment