kebetulan aku baru aja nemu catatan pas ikut semacam tes kepribadian gitu. so let me write that result down to describe how my "single and happy" life goes on!
![]() |
Photo by Sharon McCutcheon on Unsplash |
aku ikutan ini lewat korea reomit, kalau mau tau aturan mainnya nonton ini dulu deh:
lalu apa yang aku putuskan untuk dilepaskan dulu?
[1] kerbau, alasannya: ta*nya bau banget pasti, nggak bisa bareng lama-lama
[2] kuda, alasannya: ngeri sama tendangan dan giginya
[3] domba, alasannya: nggak ngerti ngurusnya gimana
[4] monyet, alasannya: lepasin aja takut dia malah clingy banget kalau terlanjur dibawa sampai akhir
[5] harimau, alasannya: biar kayak di film fantasi, dia pinter bisa cari makan sendiri, suka sama coraknya juga
yang artinyaaa HAHAHA (maaf ngakak dulu soalnya ini kondisi aku banget 😂)
saat dilanda kesusahan, yang pertama aku relakan untuk dilepas adalah hartaku. dan ya, segitu nggak tertariknya aku sama uang. meski nggak tertarik bukan berarti nggak butuh ya. cuma aku bukan orang yang tergila-gila aja sama uang. kalau ada ya alhamdulillah, kalau nggak ada ya pakai seadanya aja. makanya aku paling males ngutang, karena kalau nggak mampu beli ya gausah beli. aku juga nggak begitu suka ditraktir. ya enak sih, tapi nggak ngincer banget gitu sampai aku minta-minta ditraktir. makanya aku kadang ikut traktiran kalau yang ditraktir tuh rame-rame. bahkan alasanku di atas pun karena ngerasa bau dan risih kalau bareng lama-lama. ya ampun tin, segitu ilfilnya hahaha
lalu, yang kedua yang akan aku lepaskan adalah PASANGAN (LOL) sumpah ngakak banget pas tau ini. alasanku pun karena ngeri sama tendangan dan giginya. kalau diartikan berarti aku punya ketakutan pada sikap/kebiasaan dan fisik dari pasanganku ya? HAHA meskipun belum punya pasangan, tapi mon maap nih, ternyata aku juga segitu nggak tertariknya sama pasangan. apa aku emang belum dewasa aja ya belum paham bagaimana aku mungkin suatu saat nanti membutuhkan seseorang juga buat selalu ada di sampingku. yang pastinya untuk saat ini aku belum merasa demikian. aku bahkan pernah nanya ke kakakku yang kedua, yang nikah sama orang yang baru dia kenal beberapa bulan.
"kok kamu bisa langsung percaya sama dia? ini soal nikah loh, ikatan sehidup semati. bahkan ngefek ke keluarga dan anak-anak kamu. kok bisa langsung percaya sih?" kakaku ngejawab, "sebenernya nggak langsung percaya juga sih. cuma aku ngerasa dia orang yang tepat aja. dan saat itu kondisinya juga tepat. aku cuma berdoa, kalau memang jodoh tolong dilancarkan. buktinya, semua prosesnya dilancarkan. berarti memang dia orangnya kan."
kakak juga kadang nanya kenapa aku kok kayak nggak mikir ke pernikahan padahal udah usia segini. ya aku jawab jujur aja, "mikirin aku bakal berbagi ruangan sama orang asing? bakal bareng dia terus, ngurusin dia, and deal with his family? apalagi dengan orang-orang dari kenalan mama yang tidak aku kenal dan aku kayaknya belum siap dengan itu semua."
kakakku tidak menimpali. tapi aku bisa lihat dari tatapan matanya, "benar tin. tapi setidaknya kamu bisa punya seseorang yang diandalkan, bisa dipastikan akan selalu membantumu dan menemanimu apapun yang terjadi." dan tatapan itu sempat membuatku terharu.
kayaknya gini deh kalau belum ketemu belahan jiwa ya HAHAHA
NEXT!
yang ketiga yang akan aku lepaskan adalah orangtua. masuk akal sih. aku mungkin akan mempertahankan mereka dulu, tapi tidak sampai akhir. alasanku pun karena nggak ngerti gimana ngurusnya alias aku emang kurang paham sama mereka dan mereka juga kurang paham sama aku. aku bukan tipe anak yang selalu curhat ke mamanya soal apapun. deh curhat mako itu, ujung-ujungnya malah kena omelan. kan bikin males bet yak haha
yang tak terduga, ternyata aku akan cukup mempertahankan anak kalau dalam keadaan susah. alasanku melepasnya pun karena takut dia jadi bergantung banget sama aku. aku emang risih kalau ada yang ngikut-ngikut sih, dan kalau dibayangkan monyet kalau kelamaan bareng pasti jadi nempel kan ya. mungkin begitu juga ya kalau aku punya anak nanti, akan ada saat di mana aku memutuskan untuk melepaskan dan membiarkannya mencari jalan hidupnya sendiri. sepertinya ini juga bentuk suara hatiku yang ingin dibebaskan dari kekangan orangtua. aku sudah besar, kenapa hidupku masih diatur? karena itulah aku ingin, kalau punya anak nanti, aku ingin mencurahkan perhatianku sepenuhnya pada masa-masa perkembangannya, mendidiknya dengan baik, hingga saat dia sudah besar, aku ingin melepasnya, membebaskannya untuk memilih jalan hidup asal dia mau bertanggungjawab dengan semua keputusannya. sebab aku mendambakan orangtua yang seperti itu :')
dan. yang terakhir. oh my god. ternyata aku sebangga ini sama diri sendiri. and look at my reason! HAHAHA
hal yang paling aku jaga sampai akhir adalah nama baikku. se-gengsi ini ya aku tuh. eh tapi bisa diartikan juga, aku (terlalu) menghargai diriku sendiri, ya nggak sih? aku ngerasa diriku mampu menghidupi diri sendiri, bisa ngurus diri sendiri. good job, myself hahaha
nggak heran juga sih. soalnya sejak kecil pun aku selalu menuliskan mimpi-mimpi untuk diriku sendiri. aku punya banyak ambisi yang isinya untuk kebahagiaan aku sendiri. egois ya? mungkin. meski pada akhirnya keputusan yang kubuat selalu mempertimbangkan orang-orang di sekitarku, sih. pekerjaan ini, misalnya.
jadi begitulah, yeorobun. bagaimana kepribadian dan prioritasku. aku mengikuti tes ini tahun lalu, dan kurang lebih masih relate dengan pemikiranku sekarang. so, that my single and happy life!
Comments
Post a Comment