belakangan ini aku sering sekali terpikirkan untuk berhenti dari kerjaanku. efek bosan, mungkin? aku ingin kabur rasanya. setiap pagi aku bangun, menyeret diriku untuk mandi, menyeterika, dan kemudian menyetir mobil dengan setengah hati berangkat menuju kantor. kemarin aku sampai searching tentang pendapat dan pengalaman orang-orang tentang ASN yang berhenti dari pekerjaannya. ternyata ya, ada yang bosan juga. banyak, mungkin. salah satunya mendapatkan banyak komentar, katanya memutuskan untuk berhenti padahal baru jadi ASN bisa jadi adalah tindakan yang gegabah. bukan hanya sebagai ASN, tapi juga di pekerjaan lain. katanya akan lebih pedih kalau sampai berhenti dan jadi tidak punya penghasilan apa-apa. orang-orang pasti capek, bosan, muak, dan sebagainya. tapi semua itu sumber masalahnya ada pada diri kita sendiri. kalau bosan, kenapa tidak mencari kegiatan/kerjaan sampingan biar hidup nggak monoton banget?
maka aku pun mencari kegiatan/kerjaan apa kiranya yang bisa mengeluarkanku dari kebosanan ini?
aku bisa saja menulis artikel, cerpen, atau bahkan novel. tapi aku sudah pernah mencoba itu semua dan semua yang berhubungan dengan menulis membutuhkan riset yang tidak sedikit. apalagi novel. butuh brainstorming dan riset yang lebih lama dan mendalam. kalau tidak, karya yang dihasilkan mungkin tidak akan memuaskan. sebelum titik ini contohnya.
semalam aku terpikirkan hal lain yang juga mampu membuatku bersemangat dan hatiku berdebar; mendekor ruangan. but it will take too much money. aku bukan mo seok-hee yang bisa menghamburkan uang saat bosan. aku butuh tabungan juga untuk bertahan hidup.
mendekor kamar.
membaca novel.
keduanya bisa membuatku bahagia dan memberikan semangat dalam diriku. jadi bagaimana kalau aku berjuang mencari uang untuk memenuhi dua hobiku itu saja?
just go go, gitu? kek lagunya bangtan?
dollar dollar
aku menghabiskan semuanya dalam sehari
lari lari
kudapatkan uang lalu kuhambur-hamburkan
lari lari, lari lari, lari lari
aku ingin menjelajahi teluk
ingin berlayar seperti nemo
tak punya uang, tapi aku ingin bepergian jauh
aku tak punya uang, tapi aku ingin melepas penat
tak ada uang, tapi aku ingin makan di restoran sushi 'jiro ono'
upah yang kudapat dari kerja kerasku, semuanya masuk ke perutku
kukumpulkan lalu kuhambur-hamburkan, kuhabiskan semuanya
biarkan saja meskipun aku menghabiskan banyak uang
meskipun besok pagi aku menjadi gila dan menguras semua tabunganku, biarkan saja
tak ada hari esok
masa depanku sudah digadaikan
aku menghabiskan lebih banyak uang
hai kawan, apa kau mau juga?
dollar dollar
aku menghabiskan semuanya dalam sehari
lari lari
aku menghabiskannya dengan berpesta
dollar dollar
hingga 'matahari menyinari lubang tikus' (peribahasa korea yang dapat diartikan: bahkan di ujung terowongan akan ada cahaya)
hingga matahari terbit
yolo yolo yolo (you only life once: hidup hanya sekali)
berfoya-foya itu menyenangkan
yolo yolo yolo
mana uangku? kuhabiskan untuk bersenang-senang
yolo yolo yolo
di mana pestanya? kuhabiskan dengan bersenang-senang
di mana uangku? di mana pestanya?
akhir pekanku adalah senin, selasa, rabu, kamis, jumat (akhir pekan yang terasa seperti hari-hari biasa, tetap bekerja/beraktivitas tanpa ada waktu untuk istirahat)
rekening bankku seperti pot tanpa dasar, setiap hari aku menyiraminya (peribahasa 'menuang air ke dalam wadah tanpa dasar' dalam hal ini bisa diartikan: menabung tapi tak ada hasilnya)
habiskan saja tabunganmu
tak perlu risau, kita ini masih muda
daripada cemas, habiskan saja sekarang
jika kau merasa takut dan memilih untuk menabungnya, itu hanya akan sia-sia
gesek saja kartunya
dollar dollar
aku menghabiskan semuanya dalam sehari
lari lari
aku menghabiskannya dengan berpesta
dollar dollar
hingga 'matahari menyinari lubang tikus'
hingga matahari terbit
tak perlu cemas, go!
everybody!
source: RYARMY
sebuah ironi banget ya. but before that, please don't get this song wrong. karena kurleb maknanya sebenarnya gini:
aku tau menabung untuk masa depan itu penting. dan faktanya aku juga melakukannya. tapi aku sadar, aku terlalu sering mengkhawatirkan pengeluaranku. ya bagus juga sih biar belanjanya bisa di rem. tapi kekhawatiran itu malah membuatku merasa tidak cukup dengan apa yang aku peroleh. takaran gaji besar dan kecil itu relatif, tergantung bagaimana orangnya dalam mengatur keuangan, bukan?
jadi bagaimana kalau aku tetap bekerja, sembari sesekali memberikan kepuasan mental pada diriku dengan membeli apa yang aku butuhkan dan inginkan? kalau mendekor kamar dan membaca novel bisa membuatku lebih bahagia, apa salahnya menyisihkan tabungan untuk memenuhi kedua hal itu? selain itu, aku juga punya impian jangka panjang yang ingin kuraih suatu saat nanti; tinggal di apartemen studio dengan penataan ruang yang sesuai keinginanku. kehidupan impian yang saat ini hanya bisa aku lampiaskan pada tokoh fiksi yang aku tulis :')
pekerjaanku mungkin membosankan dan membuatku muak, tapi itu tidak sebanding jika aku menyerah, melepaskannya, dan kemudian tidak menghasilkan apa-apa. aku akan lebih kesulitan untuk memenuhi keinginanku dan mewujudkan impian masa depanku kalau itu sampai terjadi.
setidaknya, sebelum benar-benar menyerah, aku harus memperbaiki diri. aku juga harus memulai sesuatu yang bisa kujadikan pegangan kedepannya, penghasilan yang cukup, baru aku bisa mempertimbangkan untuk keluar dari pekerjaanku sekarang.
ya, sepertinya itu rencana yang sempurna hahaha
Comments
Post a Comment