kadang kalau meratapi nasib, sering tergugah juga.
setidak-sesuainya keadaanku saat ini dengan ideal self yang aku impikan, kalau diingat-ingat sebenarnya aku juga pernah melalui dan melakukan banyak hal juga dalam hidupku ini.
di mulai dari awal banget, saat aku masih SD, aku pernah membacakan puisi ciptaanku di depan para hakim, jaksa, mama, papa, pengacara papa, dan kakak-kakakku. naskah puisinya sudah hilang entah di mana, yang jelas isinya adalah curahan hatiku tentang ketidakhadiran papa di rumah, di keluarga kecil kami.
kadang, saking pahitnya kehidupan dan sedikitnya hal baik yang terjadi, aku berpikir apakah kenangan itu rekaanku belaka? tapi tidak. itu nyata. aku pernah memperdengarkan puisiku di hadapan pengadilan agama, di persidangan perceraian mama dan papaku.
melangkah sedikit lebih jauh--dan miring beberapa derajat untuk ke genre romance sebentar--aku pernah menjadi berarti bagi seseorang. kabarku, kegiatanku, dan apa yang kupikirkan, pernah menjadi informasi penting bagi seseorang. pernah, ada yang meluangkan waktu untuk mengunjungiku, menghiburku, dan mendoakan kebaikanku.
bicara soal impian lagi, aku juga pernah mengerjakan hal-hal yang kusukai.
aku tergabung di komunitas blog Kancut Keblenger, mendapatkan beberapa teman dan banyak pengetahuan baru dari sana. selain itu, aku juga lolos masuk komunitas menulis Kafe Kopi, yang teman-temannya bahkan beberapa masih keep in touch sampai sekarang.
naskahku yang bercerita soal keluarga broken home juga lolos dan terbit menjadi buku antologi cerita.
kegiatan menulis memang membuatku enjoy. aku pernah melakukan itu untuk keseharianku, meski tidak dibayar. aku pernah magang jadi content writer di zetta media.
aku juga pernah lolos seleksi untuk jadi editor komik, sempat merasakan meeting dengan mereka, membahas komik dan cara penulisan yang baik, bahkan ikut kelas bimbingannya setiap malam via online. meski pada akhirnya aku belum bisa dipekerjakan di sana.
beberapa kali aku mendaftar lowongan kerja di dunia literasi, juga ikut kompetisi menulis, tapi belum ada yang lolos lagi.
am i doing enough for my dream?
not yet.
kalau soal goals, aku dulu sering menuliskan goals ku tiap tahun dan kutempel di pintu kamar.
banyak yang terealisasi. beberapa yang cukup besar adalah pertemuanku dengan cakka nuraga dan merantau ke pulau jawa. nonton cakka nyanyi live, di depan mataku, dengan jarak yang sangat dekat. setidaknya aku pernah merasakan kebahagiaan itu. juga saat pada akhirnya aku bisa keluar dari sulawesi dan menikmati udara pulau jawa, tentu dengan izin mama. aku bahkan berkesempatan untuk menetap di sana selama kurang lebih lima tahun. bertemu banyak orang yang kadang cocok dan kadang juga nggak cocok, ada yang menetap dan ada juga yang pelan-pelan menjauh.
soal pengalaman melamar kerja, aku juga pernah merasakan berangkat sendirian dari bandung ke jakarta, menginap di penginapan sendirian, lalu ikut wawancara kerja. sore yang bising dengan monolog di kepalaku sembari berusaha menghabiskan nasi campur di pinggir jalan.
di lain kesempatan, aku juga pernah ikut seleksi di perusahaan BUMN, sampai pada tahap tes kesehatan yang super lengkap nan ribet, mengejar waktu check in bolak-balik makassar-jakarta-bandung demi wawancara kerja.
i mean, i should not disappointed to myself. just because i haven't reached my biggest dream yet so i'm a loser at all. no, it's not true. i still have stuffs to do, days coming ahead, and opportunity to do my best.
![]() |
Photo by Content Pixie on Unsplash |
Comments
Post a Comment