dag dig dug ala UN

gini deh bawaannya kalau habis nonton siraman rohani (read: mario teguh). rasanya kepengen jadi orang beneeeer gitu. begitu banyak nasihat baik yang di sampaikan pak mario, dan semua tergantung pada hati ini, mau menerima dan melaksanakannya atau tidak.


baru saja kemarin, kepala gue serasa mau pecah gara-gara ada kabar "Jadwal UN diundur".


iya, kepala gue rasanya mau pecah. mungkin karena selama ini, di dalam pikiran gue tuh : seninnya bahasa indonesia, nggak bakal nguras otak banget lah, nanti hari kedua baru mulai muntahin rumus-rumus fisikanya. nahh pas tau kalau ada perubahan jadwal itu, rasanya kepala gue terputar, putar, dan gue jadi pusing. semacam ledakan jiwa gitu.. gue takut, gelisah bukan main, buntutnya nggak bisa tidur deh. tapi pada akhirnya gue ketiduran juga sih, mungkin karena terlalu capek, pikiran gue penuh banget.

mungkin ini bukan waktu yang tepat ya, buat ngeblog. tapi.. seperti yang gue bilang tadi, ada sesuatu dikepala gue yang kudu harus gue keluarin. biar kepala gue gak penuh-penuh amat.


setelah nonton mario teguh tadi, gue jadi sadar.. kenapa gue masih juga takut, kenapa tampang UN begitu mengerikan saat menoleh ke arah gue..
ya, karena gue belum siap. karena gue ngerasa, dan mungkin memang benar, kalau cara belajar gue belum bisa dikatakan maksimal selama ini. gue banyak main, nggak sungguh-sungguh mau ngerti kimia, fisika dan pelajaran lainnya. gue cuma fokus sama hal-hal yang gue sukai.. ego dalam diri gue ternyata selalu ada. dan hal itu yang ngebuat gue susah bersahabat dengan pelajaran mistis itu.
mungkin sudah nyaris terlambat ya, untuk memulai jabat tangan persahabatan dengan "mereka".. di detik-detik sebelum UN begini. tapi gue tetep bersyukur karena menyadari itu sekarang. itu artinya, gue masih punya kesempatan untuk berdamai dengan mereka. bukannya seorang yang pantang menyerah selalu melihat kesempatan meski di tengah-tengah ketidakmungkinan? *ceileh


nah, saatnya meluncurkan nasihat pada diri sendiri:

- "kamu akan hebat jika menggunakan rasa takut untuk melakukan sesuatu yang produktif". karena gue takut menghadapi UN, maka gue harus siapin senjata yang lebih, yang maksimal supaya gue bisa bertahan dan lolos. eits bukan sekadar lolos juga sih, karena gue pengennya hidup, bukan sekadar bertahan (I want a life, not just survive) yang dalam artian, bukan sekadar kata "lulus" yang gue mau, tapi juga nilai yang bagus. jadi, cara terbaik dalam memerlakukan atau memperlakukan(?) rasa takut adalah dengan melakukan sesuatu. sesuatunya itu tentu adalah hal-hal yang positif, yang membimbing kita ke jalan yang benar. arraseo? hihi

- "kenapa gelisah begitu? UN kan CUMA kumpulan soal yang harus dikerjakan dan ditemukan jawaban yang benarnya". oke tin, make it easy, make it simple. mungkin selama ini pikiran gue terlalu ribet, makanya gue jadi parno sendiri. sekarang, yang harus gue tanamin dalam pikiran gue adalah: soal UN gak mungkin lebih hebat daripada ketangguhan gue. soal UN gak boleh bikin gue stress. soal UN gak berhak menindas gue. masih ada waktu sekitar dua atau tiga hari untuk mengasah kapak gue, setajam mungkin, maka selicin mungkin gue bakal tebang soal-soal UN itu. woww bisa juga ya gue ngetik kayak gini hihi :p

see, ada hikmahnya juga UN di daerah sulsel diundur.. gue jadi punya waktu untuk mempersiapkan diri dan mental nih.. syukurlah :)
bener katanya bang alitt "everything happens for a reason".

apalah arti perkataan tanpa perbuatan. yuk, bertindak. :) yo fighting! aja-aja fighting!! (^_^)9


Comments