Keresahan selalu menjadi hal yang memicuku untuk menulis. Aku ingin bercerita, namun bukan dengan lisan, melainkan tulisan.
Libur panjang--super duper panjang karena sampai tiga bulan--sudah hampir berakhir. Bahkan tinggal menghitung jam. Sebab besok sejatinya perkuliahan di kampusku akan dimulai. Tapi aku masih di Makassar. Aku masih mendekam di depan laptopku. Sampai hari Jumat kemarin, aku masih berharap mama akan mengizinkanku untuk lebaran Idul Adha di Bandung saja, sembari berkuliah. Tapi setelah ngomong baik-baik dan mama tetap pada keputusannya, maka aku tidak punya pilihan selain mengikutinya. Aku 'terpaksa' harus meninggalkan kuliahku sampai Idul Adha selesai.
Ngomong-ngomong, sejak aku mengikhlaskan egoku untuk mengalah pada keputusan mama, aku mulai merencanakan scheduleku selama kurang dari 2 minggu kedepannya. FYI, ini semua gara-gara aku mendaftar loker di Pos Indonesia dan Qadarullah, aku lulus sampai harus mengikuti psikotest dan wawancara di Makassar. Jadilah aku harus PP Makassar-Jakarta-Bandung untuk dua minggu kedepannya. Dan scheduleku itu, wuah, padet banget. Bahkan padatnya hampir ngalahin bedaknya Syahrini loh :(
Aku tau aku bakalan capek, bakalan sibuk, dan mungkin lumayan stress. Tapi nggak ada jalan lain. Pasca mama sakit, keputusannya--lebih banyak--tidak boleh ditentang.
Berkat keputusan itu, aku sepertinya akan ketinggalan beberapa kelas, bahkan kelas Penulisan Proposal yang notabene sangat penting untuk dihadiri, tbh.
Ah ya. Ngomong-ngomong soal kelas Penulisan Proposal, aku masih belum menyelesaikan proposalku. Padahal sang dosen sudah memberi titah untuk menyelesaikan proposal di minggu awal pertemuan. Bahkan kami harus presentasi. Dan apa yang aku punya? Judul aja masih belum fix, belum layak untuk diajukan.
Oh tidak.
Aku mulai stress lagi :(
Gimana ya? Nyari judul tuh aslinya bikin pusing. Ini baru nyari, belum eksekusinya. Ya Allah, berilah hamba kekuatan :(
Aku bingung soalnya belum tau apa-apa soal TA. Tentang metode yang bisa digunakan, cakupan masalah yang dapat dianalisis, tempat studi kasus yang bisa kuajak bekerjasama, atau referensi valid yang dapat dijadikan patokan.
Aku capek berkeluh kesah. Dan memang mengeluh itu nggak guna sih. That's why aku pengen memotivasi diriku sendiri.
Well, aku seharusnya bersyukur nggak sih, masih ada kesempatan untuk memikirkan kuliah dan pekerjaan impianku kedepannya? Di mana pada saat yang sama, mungkin ada beberapa orang di luar sana yang tidak sempat bermimpi untuk mengenyam bangku kuliah karena terlalu sibuk untuk memikirkan cara untuk mengisi perutnya hari itu. Saat aku mengeluh karena harus menyibukkan diri dengan perjalanan PP Makassar-Bandung, mungkin ada orang di luar sana yang mencanangkan 'naik pesawat' sebagai salah satu impiannya.
I mean, aku harusnya bersyukur. Karena sejatinya, ada banyak hal yang bisa aku syukuri. Aku masih bisa melakukan hobiku; baca buku, baca komik, menulis cerita. Aku masih bisa bertemu keluargaku, masih bisa memeluk ibuku, bahkan sekecil masih bisa membuka mata dan menghirup udara segar tiap harinya. Ya, sangat banyak hal yang patut disyukuri. Aku tidak seharusnya buta akan nikmat yang tak terhingga ini, hanya karena secuil masalah yang menghadangku.
Lagipula tugasku adalah mencoba sembari melakukan yang terbaik, soal hasil serahkan saja kepada Allah SWT. Pasti diberi yang terbaik, kan? :)
Libur panjang--super duper panjang karena sampai tiga bulan--sudah hampir berakhir. Bahkan tinggal menghitung jam. Sebab besok sejatinya perkuliahan di kampusku akan dimulai. Tapi aku masih di Makassar. Aku masih mendekam di depan laptopku. Sampai hari Jumat kemarin, aku masih berharap mama akan mengizinkanku untuk lebaran Idul Adha di Bandung saja, sembari berkuliah. Tapi setelah ngomong baik-baik dan mama tetap pada keputusannya, maka aku tidak punya pilihan selain mengikutinya. Aku 'terpaksa' harus meninggalkan kuliahku sampai Idul Adha selesai.
Ngomong-ngomong, sejak aku mengikhlaskan egoku untuk mengalah pada keputusan mama, aku mulai merencanakan scheduleku selama kurang dari 2 minggu kedepannya. FYI, ini semua gara-gara aku mendaftar loker di Pos Indonesia dan Qadarullah, aku lulus sampai harus mengikuti psikotest dan wawancara di Makassar. Jadilah aku harus PP Makassar-Jakarta-Bandung untuk dua minggu kedepannya. Dan scheduleku itu, wuah, padet banget. Bahkan padatnya hampir ngalahin bedaknya Syahrini loh :(
Aku tau aku bakalan capek, bakalan sibuk, dan mungkin lumayan stress. Tapi nggak ada jalan lain. Pasca mama sakit, keputusannya--lebih banyak--tidak boleh ditentang.
Berkat keputusan itu, aku sepertinya akan ketinggalan beberapa kelas, bahkan kelas Penulisan Proposal yang notabene sangat penting untuk dihadiri, tbh.
Ah ya. Ngomong-ngomong soal kelas Penulisan Proposal, aku masih belum menyelesaikan proposalku. Padahal sang dosen sudah memberi titah untuk menyelesaikan proposal di minggu awal pertemuan. Bahkan kami harus presentasi. Dan apa yang aku punya? Judul aja masih belum fix, belum layak untuk diajukan.
Oh tidak.
Aku mulai stress lagi :(
Gimana ya? Nyari judul tuh aslinya bikin pusing. Ini baru nyari, belum eksekusinya. Ya Allah, berilah hamba kekuatan :(
Aku bingung soalnya belum tau apa-apa soal TA. Tentang metode yang bisa digunakan, cakupan masalah yang dapat dianalisis, tempat studi kasus yang bisa kuajak bekerjasama, atau referensi valid yang dapat dijadikan patokan.
Aku capek berkeluh kesah. Dan memang mengeluh itu nggak guna sih. That's why aku pengen memotivasi diriku sendiri.
![]() |
image credit: trello |
Well, aku seharusnya bersyukur nggak sih, masih ada kesempatan untuk memikirkan kuliah dan pekerjaan impianku kedepannya? Di mana pada saat yang sama, mungkin ada beberapa orang di luar sana yang tidak sempat bermimpi untuk mengenyam bangku kuliah karena terlalu sibuk untuk memikirkan cara untuk mengisi perutnya hari itu. Saat aku mengeluh karena harus menyibukkan diri dengan perjalanan PP Makassar-Bandung, mungkin ada orang di luar sana yang mencanangkan 'naik pesawat' sebagai salah satu impiannya.
I mean, aku harusnya bersyukur. Karena sejatinya, ada banyak hal yang bisa aku syukuri. Aku masih bisa melakukan hobiku; baca buku, baca komik, menulis cerita. Aku masih bisa bertemu keluargaku, masih bisa memeluk ibuku, bahkan sekecil masih bisa membuka mata dan menghirup udara segar tiap harinya. Ya, sangat banyak hal yang patut disyukuri. Aku tidak seharusnya buta akan nikmat yang tak terhingga ini, hanya karena secuil masalah yang menghadangku.
Lagipula tugasku adalah mencoba sembari melakukan yang terbaik, soal hasil serahkan saja kepada Allah SWT. Pasti diberi yang terbaik, kan? :)
Comments
Post a Comment