Perjalanan dalam meraih mimpi selalu bermacam-macam. Bahkan tidak sedikit yang menuangkannya ke dalam sebuah lagu, film, ataupun cerpen dan novel. Aku sendiri termasuk orang yang menikmati suguhan karya baik dalam bentuk musik, film, ataupun cerita tertulis yang membahas soal mimpi. Beberapa yang paling berkesan adalah lagunya Nugie yang Lentera Jiwa, film Page Turner, drama korea Dream High, film Begin Again, novel Montase, Perahu Kertas, dan.. oke, aku lupa. Yang teringat cuma itu. Tapi sehabis nonton ataupun baca ataupun mendengarkan karya-karya itu, bisa dijamin, suara-suara mimpi yang selama ini tidak kuhiraukan akan mulai mengencangkan volumenya, dan membuat keributan lagi di pikiranku.
Teror mimpi ini sudah lama kualami. Terlebih saat aku penat banget nget nget sama kuliah, yang nggak kusangka efek keisengan memilih jurusan ini malah menjadi lumayan fatal, meladeni mimpiku kembali terasa sangat menggiurkan.
Passion. Saat mimpimu yang juga passionmu memanggilmu, apa yang akan kamu lakukan? Decline or Accept? Sayangnya, aku seringkali menekan decline.
Kuliah di jurusan yang tidak sesuai dengan mimpi dan passion itu ternyata berat ya. Aku harus sering-sering mengingatkan diriku sendiri untuk tidak terlalu larut dalam sebuah tulisan, film, ataupun lagu. Aku harus menutup paksa buku yang sedang aku baca saat buku tersebut terasa sangat menginspirasi. Sebab, saat membaca buku yang bagus, tanganku rasanya gatal ingin menulis juga. Dan, kalau aku mulai menulis, aku bisa menghabiskan dua atau tiga hari larut dalam tulisanku dan menganggap kehidupan nyataku tidak menyenangkan dan tidak perlu terlalu kupikirkan. Dan saat itu terjadi, waduh, aku akan menyepelekan kuliahku. Dan pada titik tertentu, aku akan depresi sendiri karena ada banyak tugas yang menumpuk, menunggu untuk diselesaikan.Gini nih, kalau kuliah terasa sebagai "kewajiban".
Menghalau keinginan untuk menekuni passion itu adalah satu hal yang sulit. Tapi lama kelamaan juga aku kayaknya bisa terbiasa. Dampak buruk lainnya adalah, kadang, aku sampai kehilangan arah, kemana masa depanku akan kulabuhkan. Pekerjaan apa yang dapat kukerjakan dengan baik. Sebab, saat terlalu asik kuliah tanpa peduli dengan panggilan-panggilan passionku, aku akan kikuk saat mulai menulis lagi. Aku akan merasa aneh saat mulai larut dalam satu cerita lagi. Huhu syedih :(
So, untuk kalian yang sedang menekuni hobi kalian sebagai profesi, berbahagialah. Untuk kalian yang berkuliah di jurusan yang memang sesuai dengan passion dan mimpi kalian, berbahagialah. Dan untuk kalian yang masih terombang-ambing seperti Keenan yang harus menjalani dua dunia sekaligus (untung kalo jenius kayak Keenan ya, ga serius kuliah juga bisa dia cumlaude :v), bersabarlah. Semoga kita disegerakan untuk bertemu kebebasan dalam menjalani passion kita :")
Ada quote penutup dari Fedi Nuril, pas dia diwawancarain Raditya Dika di serial Sofa Session di akun youtube Radit.
Ciao!
Teror mimpi ini sudah lama kualami. Terlebih saat aku penat banget nget nget sama kuliah, yang nggak kusangka efek keisengan memilih jurusan ini malah menjadi lumayan fatal, meladeni mimpiku kembali terasa sangat menggiurkan.
![]() |
Sumber Gambar |
Kuliah di jurusan yang tidak sesuai dengan mimpi dan passion itu ternyata berat ya. Aku harus sering-sering mengingatkan diriku sendiri untuk tidak terlalu larut dalam sebuah tulisan, film, ataupun lagu. Aku harus menutup paksa buku yang sedang aku baca saat buku tersebut terasa sangat menginspirasi. Sebab, saat membaca buku yang bagus, tanganku rasanya gatal ingin menulis juga. Dan, kalau aku mulai menulis, aku bisa menghabiskan dua atau tiga hari larut dalam tulisanku dan menganggap kehidupan nyataku tidak menyenangkan dan tidak perlu terlalu kupikirkan. Dan saat itu terjadi, waduh, aku akan menyepelekan kuliahku. Dan pada titik tertentu, aku akan depresi sendiri karena ada banyak tugas yang menumpuk, menunggu untuk diselesaikan.Gini nih, kalau kuliah terasa sebagai "kewajiban".
Menghalau keinginan untuk menekuni passion itu adalah satu hal yang sulit. Tapi lama kelamaan juga aku kayaknya bisa terbiasa. Dampak buruk lainnya adalah, kadang, aku sampai kehilangan arah, kemana masa depanku akan kulabuhkan. Pekerjaan apa yang dapat kukerjakan dengan baik. Sebab, saat terlalu asik kuliah tanpa peduli dengan panggilan-panggilan passionku, aku akan kikuk saat mulai menulis lagi. Aku akan merasa aneh saat mulai larut dalam satu cerita lagi. Huhu syedih :(
So, untuk kalian yang sedang menekuni hobi kalian sebagai profesi, berbahagialah. Untuk kalian yang berkuliah di jurusan yang memang sesuai dengan passion dan mimpi kalian, berbahagialah. Dan untuk kalian yang masih terombang-ambing seperti Keenan yang harus menjalani dua dunia sekaligus (untung kalo jenius kayak Keenan ya, ga serius kuliah juga bisa dia cumlaude :v), bersabarlah. Semoga kita disegerakan untuk bertemu kebebasan dalam menjalani passion kita :")
Ada quote penutup dari Fedi Nuril, pas dia diwawancarain Raditya Dika di serial Sofa Session di akun youtube Radit.
Ini tempat gue, di mana gue semangat untuk bangun pagi, pergi kerja, dan kerja itu nggak terasa berat buat gue. - Fedi Nuril
Ciao!
Comments
Post a Comment