SummaryTin - Kelas Istimewa "Using Psychology To Craft Realistic Character" with Fakhrisina Amalia


❤ lewat karya fiksi pembaca jadi paham tentang kehidupan yang tidak pernah ia jalani

❤ penulis nggak mesti belajar psikologi dengan mendalam, cukup punya rasa ingin tahu aja. karena dari rasa ingin tahu itu, penulis bisa paham sama keadaan sekitar dan jadi punya sudut pandang dari berbagai sisi

❤ motivasi tokoh: tunjukkan reasons why; dibalik tiap tingkah dan keputusan yang dibuat tokoh itu ada penyebabnya

❤ karena sulit stay di pola pikir si tokoh, efeknya jadi nggak objektif.

❤ tokoh yang manusiawi; misal keluarganya harmonis dan supprotif tapi ternyata dia kesulitan beradaptasi dengan lingkungannya. untuk menjadi manusiawi, tokoh harus punya kelemahan.

❤ masalah personal; ada banyak kok masalah yang natural; nggak bisa ketemu orang banyak, susah ngobrol sama orang baru; itu semua natural. jadi nggak usah maksain tokoh buat punya mental illness yang valid/kronis dari diagnosis psikolog/psikiater kalau emang nggak terlalu dibutuhin dan nggak mendukung plot.

SWOT untuk gambaran kepribadian karakter:

strength - berasal dari dalam tokoh

weakness - berasal dari dalam tokoh

opportunity - faktor dari luar untuk mengatasi weakness, bersifat mendukung tokoh untuk berhasil

threat - faktor dari luar, menghambat tokoh, bisa menjadi salah satu sumber masalah

contoh threat: "dysfunctional family" yang contoh terkecilnya adalah tidak adanya komunikasi yang baik dalam keluarga

NEED ; bisa menjadi goal tokoh atau konflik dalam cerita

susunannya:

physiological → safety → social → esteem → self-actualization

*esteem: when we need validasi dari orang lain

*self-actualization: merupakan kebutuhan tingkat tertinggi; pembuktian pada diri sendiri; merasa diri berharga

*ketika suatu kebutuhan kita tinggi tapi nggak dipenuhi oleh orang/lingkungan di sekitar → jadilah konflik

*bisa juga konfliknya: needs udah sampai di self-actualization tapi ternyata social neednya kurang


PSIKOLOGI PENOKOHAN

1. manusia adalah produk dari masa lalu (masa kini adalah akibat dari masa lalu)

👉 ketika anak korban broken home patah hati, kalau responnya berlebihan bisa saja jadi terkesan lebay buat pembaca yang tidak mengalami broken home dan gangguan pada kepercayaannya. maka tugas penulis untuk membuat pembaca paham mengapa respon anak itu berlebihan ketika ia putus? apa backstorynya?

👉 kenangan dari masa lalu yang bersifat kondisional (ejekan fisik, panggilan masa kecil) atau kejadian yang terjadi berulang-ulang bisa menjadi kebiasaan, otak menyimpannya dalam memori baik kenangan itu masih menyakiti kita atau tidak lagi. 

👉 pengalaman yang signifikan → dulu pernah ... ... ... (tidak sering tapi membekas; karena trauma)

👉 pola asuh orangtua dan keluarga. misal yang ortunya otoriter maka anaknya pas gede jadi susah untuk mengambil keputusan, kaku, banyak "terserah"nya soalnya sejak kecil nggak pernah dikasih pilihan, atau bisa juga berbalik memberontak.

2. fear → avoidance (penghindaran)

👉 bisa dengan memberikan reaksi yang ekstrem pada ketakutannya itu; posesif pada pasangan karena takut ditinggalkan atau malah nggak mau memulai hubungan dengan siapapun karena takut berharap hanya untuk dikecewakan pada akhirnya

3. tujuan

👉 where to go

👉 how to get there; lewat pengalaman, insight di tengah-tengah plot, ke psikolog, dll.

4. manusia tidak selalu sama setiap waktu

👉 INGAT manusia punya kemampuan adaptasi. jadi tokoh yang pemalu bisa saja tetap bisa memaksa diri untuk tampil di depan banyak orang. tugas penulis untuk memberikan backstory dari perubahan sikap itu. beri jembatan (bridging(?))

5. manusia tumbuh dan berubah

👉 dari pola pikir, problem solving, choice making: ada progress dan bisa menjadi dasar untuk character development

karakter yang matang akan bergerak sendiri, penulis tinggal menuliskan apa yang terjadi pada keputusan tokoh tersebut


SEORANG PENULIS...

❤ harus sering observasi; jangan cuek sama lingkungan sekitar

❤ harus kepo biar tahu; 

"oh dalam situasi begini, orang biasanya melakukan ini loh"

"oh masalah ini bisa diatasi dengan cara ini loh"

"aku kalau di posisi itu bakal ngapain ya?"

dengan begitu, sudut pandang jadi beragam.


SAME BUT DIFFERENT; manusia itu sama tapi juga berbeda di saat yang sama. 

❤ jadikan tokoh itu "manusia" → relate


TAMBAHAN

💬 tentang worksheet yang akan dibagikan; ada pembahasan tentang kepribadian johari window. untuk bagian we know, people don't itu yang biasanya terlihat ketika orang itu jatuh cinta, lagi sendirian. kalau people know, we don't itu berupa kritik dari orang lain. we and people don't know: baru disadari akhir-akhir ini, selama ini nggak tau aka sebuah insight "oh aku gini ya ternyata"

💬 curhat terlalu banyak di fiksi akan menyakiti kita di masa depan.

💬 biar nggak keluar dari tokoh dan malah jadi curhat, tanya dulu ke diri sendiri "ini pilihannya karena tokoh atau karena aku?", "apa yang bedain aku sama tokoh?"

💬 crafting character itu sebelum mulai menulis, samaan sama nyusun plot.

💬 kalau konflik berasal dari kenangan/pengalaman pribadi, bagaimana cara membuat batasannya?

tetapkan mindset "ini kebetulan aja kenangannya sama kayak aku, tapi ini bukan kisahku", "aku hanya sebagai pencerita di sini"

dengan begitu, kalau kenangan itu adalah kenangan yang menyakitkan, emosi tidak nyamannya nggak menganggu lagi karena kita berpikir bahwa si tokoh lah yang kini mengalami kenangan itu.

💬 bagaimana mengatasi kalau cerita yang kita tulis dikomen sama orang yang kita kenal dan mereka malah nge-judge kita atau jadi tahu rahasia kita?

tulis aja dulu semuanya, tapi jangan langsung dipublish. kasih jeda, open another POV, mikirin plotnya udah masuk apa belum, dll. setelah itu FILTER; "bagian ini perlu dilihat orang lain atau nggak?"

karena menulis itu bisa jadi terapi juga, jadi biarkan emosi itu keluar. tapi soal mempublikasikannya atau tidak, saat itulah kita harus bijak. kalau bagian yang terlalu pribadi itu dihilangkan dan plotnya tetep jalan, mending dihilangkan saja. simpan untuk diri sendiri.

💬 menuliskan kenangan buruk di masa lalu ke dalam karya fiksi yang sedang ditulis;

misal, self-harm. pas nulis jadi emosional. kalau setelah nulis jadi lega, yaudah lanjutkan karena itu bisa jadi terapi. tapi kalau itu malah mentrigger kita, maka batasi. boleh dilanjut tapi habis itu cari cara untuk healing.

💬 kalau tokoh yang broken home dibuat jadi takut sama pernikahan, takut dideketin lawan jenis, apakah make sense?

ya. asal ada backstorynya, alasannya kuat.

apakah trauma itu muncul karena ayahnya yang KDRT? atau ada perselingkuhan makanya dia nggak bisa percaya pada lawan jenis? apakah si anak selalu melihat mamanya menangis sehingga berpikir "mengapa cinta begitu menyakitkan?"?

show to the readers apa aja detailnya; apa pola pikir yang terbentuk karena broken homenya itu?

"bisa saja menurut orang lain itu sepele, tapi menurut kita itu fatal" - fakhrisina amalia

💬 bisa dipastikan akan ada sesuatu dalam diri kita yang tertuang ke tokoh buatan kita

bisa karena baru nyadari, bisa juga karena terbawa suasana (sugesti). it's fine, karena inget, *manusia berubah*

💬 ketika ada diagnosis psikologis yang dimasukkan ke tokoh;

harus riset tapi batasi sejauh mana detail yang akan ditampilkan? usahakan untuk tidak membuatnya terlalu ilmiah dan "pasti benar" untuk menghindari self-diagnose oleh pembaca. tegaskan bahwa gejala setiap orang itu berbeda-beda karena memang begitulah kenyataannya.

"proses belajar tiap orang itu beda" - fakhrisina amalia

 💬 karena itulah tiap karakter tokoh meski mengahadapi masalah yang sama, responnya pasti beda. outputnya pun bisa berbeda. jangka waktu mempelajari masalahnya pun berbeda.

kejujuran tertinggi penulis: tulisan itu aku buat karena itu yang membuat aku senang

💬 ketika menerbitkan karya di penerbit mayor, salah satu keuntungannya adalah editor di sana bisa bikin kita berkembang melalui catatan-catatan yang mereka berikan - fakhrisina amalia

💬 untuk membuat respon yang masuk akal → buat tokohnya dulu → matepin → jadi yakin sama respon tokoh

💬 apa yang berubah dari karakter di akhir cerita?

problem solving dan pola pikir. show the process through the plot.

misal, dulu kalau ada masalah dia selalu menghindar, tapi di akhir dia jadi nggak menghindar lagi.

💬 berangkat dari TEMA → nyusun KARAKTER (1 atau 2 atau lebih) → KARAKTER PENDUKUNG

yang perlu dibuat untuk karakter pendukung: poin pentingnya saja; perlihatkan dari tingkah laku dan pola pikirnya, karena karakter tokoh pendukung ini juga bisa tercermin dari tokoh utama. tetapkan apa karakter khusus dari tokoh pendukung yang membedakan ia dengan tokoh pendukung yang lainnya.


INTERMEZZO

👍 ECP bisa promosiin karya-karyamu, baik yang terbit offline maupun online

👍 kalau butuh feedback juga bisa lewat ECP; ada mentor buat konsultasi 3 bab pertama baik itu karya fiksi maupun nonfiksi

👍 coaching di ECP juga bisa, pendampingan menulis dari awal sampai terbit


- 08 Mei 2021 -

Comments